Labels

Minggu, November 23, 2008

DOA

Apabila kita memperhatikan fenomena yang terjadi di sekeliling kita bagaimana saudara-saudara kita dari kaum muslimin melakukan doa dengan berbagai macam cara, ada diantara mereka yang berdoa dengan mengangkat tangan secara bersama, baik selesai shalat wajib maupun pada saat melakukan ritual ibadah jama’i yang dipimpin satu orang untuk berdoa sedangkan yang lain mengaminkannya. Dan ada juga yang tidak mengerti tentang persyariatan kapan doa yang mengangkat tangan dan kapan yang tidak.

Dari sini akan muncul pertanyaan bagi kita mengapa hal tersebut terjadi? Secara singkat dapat kita jawab bahwa semua itu terjadi karena kebodohan yang telah merajalela di kalangan kaum muslimin. Jatuhnya umat Islam dari ilmu syari, dan tidak mau untuk mempelajarinya dan umat Islam tidak lagi mengenal siapa ulama mereka sehingga mereka mencontoh dan bertanya kepada orang yang bukan ahlinya. Sedangkan Islam mengajarkan kita untuk bertanya kepada ahli ilmu yakni para ulama jika kita tidak mengetahui (lihat Al-Qur’an surat Al-An-Biya’ ayat 7)

Sesungguhnya para ulama telah membahas masalah doa ini secara terperinci mulai dari adab, tata cara sampai masalah waktu dan tempat berdoa terkabul, akan tetapi yang akan kita bahas kali ini adalah hanya tentang pensyariatan mengangkat tangan dalam berdoa.

Mengangkat tangan ketika berdoa memang termasuk adab yang agung dalam berdoa kepada Allah sebagaimana banyak termaktub dalam banyak hadits shahih dari Rasulullah. Namun dari dalil yang berbicara tentang doa yang dilakukan oleh Rasulullah ternyata tidak semua doa beliau mengangkat tangan Beliau.

Tetapi sangat disayangkan masih banyak kaum muslimin yang tidak memahami hukum dan tata cara ini, sehingga jatuh dalam kesalahan, seperti banyak khatib jum’at yang mengangkat kedua tangannya ketika berdoa dalam khutbahnya, mengangkat tangan setelah selesai shalat wajib. Padahal ini tidak pernah dicontohkan nabi dan para sahabat beliau.

1. Syariat Mengangkat Tangan Ketika Berdoa

Abu Musa Al Asyari, beliau berkata: “Nabi berdoa kemudian menagngkat kedua tangannya, sehingga aku melihat putih kedua ketika beliau”. (Bukhori 7/198).

Al Hafidh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika mensyarah hadits tsb dalam kitab beliau fathul baari, mengisyaratkan bahwa hadits yang semakna dengan hadits ini banyak sekali, lalu menyebutkan sebahagiannya. Diantaranya: hadits Abu Hurairah beliau bertutur bahwa Thufail Bin ‘Amr Ad-Dausi mendatangi nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kabilah Daus telah durhaka berdoalah kepada Allah agar Allah melaknat mereka. Maka beliau mengahadap kiblat dan mengangkat kedua tanganya, seraya berdoa: ”Ya Allah berilah petunjuk kepada Bani Daus”. (Adabul Mufrad no 611 lihat Shahih Bukhori no 2937).

Bahkan pada dasarnya mengangkat tangan termasuk penyebab dikabulkannya doa, sebagaimana sabda nabi: “Sesungguhnya Rabb kalian itu Maha Pemalu dan Maha Mulia. Dia merasa malu kepada hambanya ketika hambanya mengangkat tangan kepadanya dia mengembalikannya, dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan)”. (Abu Dawud no.1488, Tirmidzi no.3556 dishahihkan oleh Al-Abani dalam Shahih Jami’ no 1753).

2. Waktu Dan Tata Cara Mengangkat Tangan Dalam Berdoa

A. Syaikh Bakar Bin Abdullah Abu Zaid menjelaskan macam dan tata cara berdoa yaitu:

a. Doa Umum

Dinamakan juga doa permohonan, yaitu dengan mengangkat tangan setinggi pundak atau sejajar dengannya, kedua telapak tangan dirapatkan, bagian dalam telapak tangan dibentangkan kearah langit dan punggung telapak tangan kearah tanah. Jika ingin, boleh juga menghadapkan kedua tangan ke arah wajah sedangkan punggung telapak tangan diarahkan ke kiblat.

Inilah cara umum dalam mengangkat tangan ketika berdoa secara mutlak, baik dalam qunut witir, meminta hujan, atau pada enam tempat di waktu haji yaitu di arafah, masy’ar haram usai melempar jumrah shugra dan wustha, ketika berada di atas bukit shafa dan marwah waktu sa’i dan pada waktu2 lain secara umum.

b. Doa Memohon Ampunan

Yaitu dengan mengangkat jari telunjuk tangan kanan. Cara ini khusus ketika dizkir, doa di dalam khutbah di atas mimbar, ketika tasyahud dalam shalat, memuji Allah di luar shalat.

c. Doa Ibtidal

Yaitu, merendahkan diri kepada Allah dan permohonan. Caranya dengan mengangkat kedua tangan kearah langit sampai terlihat ketiaknya. Digambarkan sampai kedua lengan atas terlihat karena mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. Cara ini lebih khusus dari cara sebelumnya, karena cara ini dilakukan pada saat susah, misalnya kekeringan, musibah, dikuasai oleh musuh dan keadaan sulit lainnya. (lihat kitab Tashihud Du’a, hal 116-117. Syaikh Bakr Bin Abdullah Abu Zaid).

B. Syaikh Ibnu Utsaimin Berkata: Mengangkat Tangan Ketika Berdoa Ada Tiga Macam:

Pertama, jika ada dalil untuk mengangkat tangan maka disunahkan mengangkat tangan, seperti doa Istisqa, doa di Shafa dan Marwah dan di Arafah.

Kedua, jika ada dalil namun tidak menunjukkan untuk angkat tangan maka tidak disyariatkan untuk mengangkat tangan. Seperti doa dalam shalat, doa pada tasyahud akhir.

Ketiga, tidak ada dalil yang menerangkan angkat tangan atau tidak angkat tangan maka pada asalnya hendaklah angkat tangan sebab itu termasuk adab berdoa. (Liqa’ Bab Maftuh Hal 17-18).

3. Beberapa Kesalahan Dalam Mengangkat Tangan Ketika Berdoa

a. Mengangkat Tangan Dalam Berdoa Ketika Berkhutbah

Karena tidak ada contoh dari nabi melakukan hal seperti ini, sementara yang dilakukan nabi adalah berisyarat engan jari telunjuk kanan.

Sungguh aku pernah melihat Rasulullah tidak lebih mengangkat tangganya begini”, lalu beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk”. (Muslim no 874).

b. Menurunkan Tangannya Di Bawah Pusar Atau Sejajar Dengan Pusar

Baik direnggangkan atau dirapatkan, sebagian lain mengangkat tangan kanan dengan merenggangkan antara tangan kanan dan kiri, ujung ibu jari mengarah ke kiblat tapi kedua jari mengarah ke langit.

Jika kalian memohon kepada Allah maka mintalah dengan menghadapkan telapak tangan bagian dalam kepada-Nya”.

c. Mengankat Kedua Tangannya Dengan Membalikannya Ke Berbagai Arah

Atau berdiri dengan menggerakkanya, semenatara yang lain jika berdoa atau sebelum berdoa mengusap satu tangan dengan yang lain atau mengibaskannya, atau setelah selesai mengangkat tangan lantas menciumnya atau mengusapnya ke wajah.

Banyak sekali hadits yang meriwayatkan bahwa nabi mengangkat tangan ketika berdoa, namun mengusap wajah dengan tangan setelah berdoa, tidak ada hadits yang menjelaskan kecuali yang dhaif dan tidak bisa dijadikan hujja”. (Majmu’ Fatawa 22/519, lihat bab mengusap wajah usai berdoa karya Syaikh Bakr Abu Zaid).

d. Berisyarat Dengan Kedua Jari Telunjuk Ketika Berdoa Ketika Tasyahud

Diriwayatkan dalam hadits yang shahih, nabi melewati seseorang yang berdoa dia berisyarat dengan kedua jari telunjuknya, maka Rasulullah bersabda “Satu saja, satu saja”. (Hr Tirmidzi no 3557, Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi no 282).

e. Mengangkat Tangan Pada Waktu Tertentu

Tanpa ada dahlil yang menjelaskan seperti mengangkat tangan setelah iqamat, sebelum takbiratul ihram atau setelah shalat wajib secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri.

Tidak ada hadits yang shahih yang menjelaskan nabi mengusap wajah usai shalat wajib dan berdoa dengan mengangkat tangan setelah shalat wajib, tidak shahih pula dari pada sahabat. Adapun yang dilakukan oleh sebagian orang itu adalah bid’ah”. (Majmu Fatawa Syeikh Bin Baz II/184).

Masih banyak kesalahan2 yang kerap dilakukan oleh kaum muslimin yang tidak tercantum pada artikel ini, mudah-mudahan kita bisa terhindar dari berbagai kealahan yang selama ini dianggap suatu yang benar, dan semoga kita bisa kembali kepada kebenaran yakni dengan terus mempelajari ilmu syar’i, dan bertanya pada ahli ilmu sehingga antara larangan dan suruhan jelas bagi kita. Amien (Source: Abu Qatadah Al-Atsari/ Bulletin Al-Istiqamah Vol.3-Thn. 4-1427 H)




0 komentar: