Labels

Jumat, Januari 02, 2009

Merokok, Tanya Kenapa

Salah satu hal yang masih memprihatikan di dunia remaja saat ini adalah aktivitas merokok. Semakin bertambahnya tahun, fenomena merokok di kalangan pelajar semakin marak. Kalau dulu usia paling muda yang berani merokok adalah smp, kini kita sudah bisa menemukan anak kelas 4 sd yang merokok secara diam-diam bahkan terang-terangan.

Kenapa sih remaja merokok? Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, diantaranya:

1. Faktor Orangtua Dan Keluarga

Anak dengan orangtua yang tidak memperhatikan dan cenderung memberikan hukuman fisik lebih mudah untuk menjadi perokok. (Baer & Corado dalam Atkinson, pengantar psikologi, 1999:294). Selain itu, anak-anak yang rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.

2. Temanku Merokok

Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar karena teman-temannya juga merokok. 87% remaja perokok mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3. Pribadiku

Mencoba merokok hanya karena ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi penguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

4. Iklan Rokok Ternyata…

Iklan-iklan di berbagai media memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.

Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya jika kamu ingin berubah.

1. Kampanye anti rokok. Ini abgus untuk mencegah apalagi jika melibatkan sekolah, televisi, radio, dan berbagai media lainnya. Tentunya dengan menyampaikan pesan-pesan yang bermakna.

2. Orang tua merokok? Tidak harus ditiru, khan? Ingat, kita punya akal sehat dan sudah mempunyai kemampuan untuk memutuskan sendiri mana yang baik untuk diri kita.

3. Meskipun iklan-iklan rokok sekrang ini bagus-bagus, sebaiknya kamu mesti mulai belajar untuk tidak terpengaruh.

4. Orang tuaku tidak merokok, tapi teman-temanku merokok. Gimana ya? Tak ada salahnya kamu menolak. Percaya dirilah untuk menolak godaan tersebut. Coba berikan alasan yang negatif merokok itu, lebih banyak manfaatnya atau kerugiannya, dan lain-lain.

5. Ikut pelatihan atau semacam gerakan anti merokok, seru juga tuh! Kamu akan belajar berkomunikasi, membuat keputusan sendiri, berlatih untuk menyesuaikan diri dengan rasa cemas (anxiestas), belajar untuk menghadapi tekanan dari kelompok/ teman sebaya, dan lain-lain.

6. Yang paling penting adalah motivasi dari dalam dirimu sendiri untuk tidak merokok. Larangan, hukuman, atau pun paksaan akan percuma jika tak ada dorongan akan percuma jika tak ada dorongan dari dalam diri remaja itu sendiri. (p’mails 137 tahun III & psikologi UNP)

0 komentar: