Krisis percaya diri adalah salah satu masalah yang kerap dihadapi manusia. Menurut literatur ilmiah, ada beberapa istilah percaya percaya diri. Diantaranya, self concept (bagaimana kita menyimpulkan potret dari keseluruhan), self estreem (sejauh mana kita mempunyai dan menyakini bahwa ada sesuatu yang berharga pada diri kita), dan self efficacy (sejauh mana kita menyakini bahwa kita mempunyai kapasitas untuk sukses dalam mengerjakan sesuatu) – Kames Neill, 2005.
Nah, kebanyakan orang salah menilai antara pede dengan pede yang menyimpang. Apa sih bedanya?. Pede yang menyimpang berasal dari perasaan yang kurang (feeling of lack) secara berlebihan sehingga ia tidak punya alasan untuk menghargai dirinya secara positif. Selain itu, pede yang menyimpang juga berasal dari perasaan takut secara berlebihan (feeling of fear). Kita menjadi cepat tersinggung dengan emosi yang tidak terkontrol. Sedangkan pede yang sebenarnya (self confidence) bukan orang yang tidak memiliki rasa kurang dan takut, tetapi ia mampu mengatasi dan menguasai dirinya. Pede yang sebenarnya merupakan sebuah pencapaian yang diraih seseorang melalui proses usaha, sedangkan pede yang menyimpang tidak memerlukan proses atau usaha apa pun untuk mencapainya.
Bagi yang mengalami penyimpangan pede, ada beberapa tips untuk memperbaikinya:
1. Memiliki kebiasaan untuk mencerdaskan pikiran, perasaan, dan hati sehingga akan memperbaiki sudut pandang yang nantinya akan menjadi sumber percaya diri.
2. Rasa percaya diri identik dengan kekuataan pribadi (personal power) yang bisa kita bangun dengan dua jurus yaiut menyerang dan mempertahankan. Untuk mempertebal rasa percaya diri, jurus menyerang kita gunakan untuk melawan kecendrungan yang menawarkan godaan untuk menyimpang. Sementara jurus mempertahankan kita gunakan untuk mempertahankan dari serangan luar. Penggunaan yang salah dengan membalik fungsi akan memperlemah rasa percaya diri.
3. Memiliki komitmen untuk merealisasikan gagasan ke tindakan bisa mempertebal rasa percaya diri dengan syarat sampai mendapat yang benar-benar berhasil.
4. Selain itu, faktor terpenting adalah kemauan. Jika kita mau untuk memperbaiki diri, maka semua masalah akan ada jalan keluarnya. (P’mails Padang Edisi 125/tahun III)
0 komentar:
Posting Komentar