Labels

Senin, Januari 05, 2009

Tips Hidup Sehat

Hati-Hati Berbagi Saus Colek

Ini peringatan kecil bagi para penikmat pesta. Berkumpul dengan teman-teman sembari mengudap keripik atau kraker yang dicelupkan dalam saus colek memang menyenangkan. Apalagi bila terlibat obrolan asyik atau smebari menonton pertandingan sepak bola seru. Tak terasa keripik atau kraker yang sudah digigt separuh atau sepertiga kembali dibenamkan ke dalam saus. Begitu terus-menerus terjadi.

Keesokan harinya, selain berat badan terasa terancam naik, perut juga mulas. Sebabnya? Ya, memakan saus colek yang sudah beberapa kali dibenami kudapan bekas gigitan mulut teman-teman anda. Pasalnya, menurut penelitian terbaru universitas clemson, tiga hingga enam kali celupan keripik atau kraker ke dalam saus akan memasukkan 10 ribu bakteri. Tinggal hitung saja berapa jumlah orang yang mengudap dan berapa kali mereka memasukkan makanan kecil itu ke saus setelah gigitan pertama.

Gula redakan sakt pada bayi

Bila anda punya bayi, pasti anda tidak tega mendengar tangisan si kecil yang kesakitan setelah mendapat suntikan imunisasi. Gara-gara kasihan terhadap si bayi, orang tua memilih tidak memberikan imunisasi, yang dalam dua tahun bisa 24 kali.

Hasil penelitian pennsylvania state university school of nursing yang dimuat di jurnal pediatrics edisi februari ini mungkin bisa menjadi kabar gembira. Menurut mereka, bila bayi diberi sedikit gula (sukrosa) dua menit sebelum imunisasi, rasa sakit akan berkurang. Solusi ini dianggap cukup baik, karena gula yang diberikan juga sangat sedikit, shingga tidak akan memicu kenaikan kadar gula.

Waspadai Zat Kimia Pada Produk Bayi

Tips ini masih untuk anda yang memiliki bayi. Universitas washington menyarankan agar anda lebih berhati-hati dalam menggunakan produk perawatan bayi seperti sampo, bedak, krim. Sebab, di dalamnya terdapat phthalates. Zat kimia ini berfungsi sebagai penstabil pewangi dan membuat plastik fleksibel. Peneliti menemukan kandungan phthalates ini pada pipis bayi.

Para ahli memang belum yakin apakah phthalates dapat berakibat buruk pada manusia, karena memang belum ada penelitian yang sahih tentang hal itu. Zat ini juga belum dilarang oleh pemerintah di berbagai negara. Namun para aktivis lingkungan yakin, zat ini berbahaya dan dapat berpengaruh buruk pada sistem reproduksi.

Shela, Sathyanarayana, pimpinan peneliti pun menengahi. “Intinya, zat kimia ini memang ada pada produk untuk bayi dan berpotensi mempengaruhi kesehatan,” katanya.

Perokok Susah Tidur Nyeyak

Satu lagi dampak buruk merokok dibuktikan. Peneliti dari universitas John Hopkins menyimpulkan bahwa perokok punya masalah tidur. “Dalam buku-buku kedokteran, perokok memang dinyatakan kesulitan tidur. Tapi mengapa itu terjadi, itulah yang kami teliti. Naresh M. Punjabi, seperti dikutip www.efluxmedia.com. Ternyata gangguan tidur itu terkait dengan efek nikotin.

Peneliti menganalisis pola tidur 80 orang responden yang setengahnya perokok berat. Mereka merokok lebih dari 20 batang sehari tapi masih bebas dari penyakit akibat rokok. Sewaktu tidur, aktivitas otak mereka direkam dengan EEG (electroencephalogram). Periset juga mencatat pergerakkan mata, otot, pernapasan, kaki dan detak jantung. Kesimpulannya, waktu tidur nyeyak (deep sleep) para perokok kurang ketimbang yang tidak merokok. (tempo/17022008)

0 komentar: