Kapankah anak harus mengalah? Kapan ia mempertahankannya?
Mengalah untuk menghindari konflik, menurut psikolog Premia Rahmani Cesara Rahardjo, Mpsi, merupakan sikap terpuji. Tapi, mengalah dalam arti kompetisi dengan teman-teman di sekolah jangan dilakukan. Berikut saran psikolog anak ini:
· Meski jangan mengalah dalam kompetisi di sekolah, orangtua jangan terlalu menuntut anak harus melawan. Yang terjadi anak menjadi overachivement, ketika anak kalah dia akan kecewa dan merasa tidak berarti. “Lebih baik orangtua menyampaikan berikan yang terbaik dari kamu, Nak…”
· Sisi lain anak yang selalu dituntut mengalah di rumahnya berimbas terhadap perkembangan anak saat di luar rumah. Anak menjadi cemas, tidak percaya diri, dan ragu-ragu dalam bertindak karena takut dianggap salah. Ketika dipukul, ditendang, dicubit temannya, dia diam saja. Mengalah. Seharusnya tidak demikian.
· Ajarkan anak memiliki perilaku asertif, yakni mengomunikasikan pikiran, perasaan secara efektif. Namun, ajarkan pula ia tetap memerhatikan dan menghargai perasaan orang lain. Bila disakiti oleh temannya, anak harus berani mengutarakan pendapatnya. “Aku tidak suka kalau kamu memukulku.” (Source: Republika 261008)
0 komentar:
Posting Komentar