Labels

Sabtu, November 22, 2008

Mitos Keamana Anak

Anda kira Anda telah melakukan segalanya untuk melindungi anak balita Anda dari cedera? Tidak jika Anda percaya dengan asumsi salah berikut ini

Ø MITOS 1: Dia baik-baik saja selama saya selalu memperhatikannya

Yang Benar: Ia aman selama Anda berada di dekatnya. Seorang anak yang tidak berada dalam jarak pandang kita (bahkan jika ia berada di kamar sebelah) memiliki risiko cedera lebih besar. Menurut survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Carol Pollack-Nelson, PhD, konsultan keamanan independen di Rockville, Maryland, hampir separuh dari anak-anak berusia 2 hingga 6 tahun bangun tidur lebih dulu dari orangtua mereka.

Ø MITOS 2: Dia tahu batasannya

Yang Benar: Anak-anak cenderung berpikir mereka bisa melompat lebih jauh dan mendarat dengan jauh lebih mudah dibandingkan yang sebenarnya mereka bisa lakukan. “Mereka juga tidak bisa membuat keputusan dalam sepersekian detik, seperti apakah mereka bisa mencapai ranting pohon berikutnya atau berhasil melintasi jalan ketika ada mobil datang,” ujar David Schwebel, PhD, lektor kepala psikolog di University of Alabama di Birmingham.

Ø MITOS 3: Aman dalam jumlah banyak

Yang benar: Anak-anak mengambil risiko lebih besar dan lebih mungkin cedera ketika mereka berada di sekitar (dan berusaha membuat kagum) teman-temannya. Barbara Morrongiello, PhD, psikolog anak di Ontario, Kanada, menemukan bahwa anak-anak SD yang diminta untuk berjalan melintasi balok keseimbangan, memasang balok enam hingga delapan inci lebih tinggi ketika anak lain memperhatikan mereka.

Ø MITOS 4: Dia lebih aman di rumah

Yang benar: Balita dan anak-anak prasekolah lebih sering cedera di dalam rumah. “Anak-anak mengalami cedera karena memanjat furnitur dan menarik kabel listrik yang menyebabkan peralatan rumah tangga jatuh menimpa mereka,” ujar Dr. Pollack-Nelson.

Ø MITOS 5: Dia tidak akan melakukannya lagi

Yang benar: Anak-anak kerap tidak belajar dari cedera di masa lalu, mereka percaya bahwa mereka terluka karena tidak beruntung atau faktor-faktor di luar kontrol mereka. Mereka mungkin berusaha melakukannya lagi hanya untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia benar-benar bisa melakukannya.

Ø MITOS 6: Jika dia terluka, dia akan memberitahu saya

Yang benar: Studi menemukan bahwa anak-anak perempuan cenderung lebih banyak bicara tentang lecet atau luka mereka dibandingkan anak laki-laki. “Kita mendorong anak laki-laki untuk tangguh dan terus main meski terluka,” ujar Dr. Schwebel. Anak laki-laki juga cenderung menerima lebih banyak kritik ketika tindakan bodoh mereka menyebabkan cedera dibandingkan anak perempuan sehingga mereka tidak ingin menceritakan tentang nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakannya.

Ø MITOS 7: Lebih mungkin terbuka ketika dia lelah dan jengkel

Yang benar: Cedera bisa terjadi sepanjang hari, tidak hanya ketika anak-anak lelah. “Banyak anak-anak yang kelelahan dan jengkel lebih suka mendengarkan cerita atau main permainan yang tenang daripada main pemainan yang berani,” ujar Dr. Schwebel (Source: Republika 091108)




0 komentar: