Labels

Jumat, Februari 13, 2009

Tips Mengatasi Kebiasaan Anak Hisap Jempol

Kebiasaan menghisap jempol atau jari pada anak biasanya terjadi sampai bayi berusia sekitar 18 bulan. Tetapi, kadang-kadang masih dijumpai pada anak usia prasekolah bahkan sampai berusia 6 tahun ke atas.

Sebagian besar anak yang mempunyai kebiasaan menghisap jempol mempunyai obyek atau barang yang sering dipegang seperti selimut, mainan, serpihan baju atau rambut mereka sendiri.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa menghisap jempol karena kebiasaan dari kecil. Pendapat lain mengatakan bahwa menghisap jempol adalah ekspresi seksual pada masa bayi yang menggambarkan gangguan emosional pada umur bayi. Sebagian besar menganggap menghisap jempol berarti memuaskan diri sendiri yang dapat menghilangkan stres dan menenangkannya.

Beberapa masalah dapat ditimbulkan akibat kebiasaan menghisap jempol seperti: masalah gigi, bila kebiasaan ini bertahan sampai umur 4 tahun maka akan menyebabkan maloklusi gigi susu dan permanen, juga dapat menyebabkan masalah pada tulang-tulang di sektiar mulut. Risiko tinggi ditemukan pada anak yang menghisap jempol pada waktu siang dan malam.

Jari abnormal, denan penghisapan yang terus menerus terjadi hiperekstensi jari, terbentuk kalus, irtasi, ekserma, dan paronikia (jamur kuku). Efek psikologis pada anak akan menimbulkan menurunnya kepercayaan diri anak karena anak sering diejek oleh saudara atau orang tuanya. Keracunan tidak disengaja, anak yang menghisap jempol terpapar tinggi terhadap keracunan yang tidak disengaja misalnya keracunan Pb. Risiko infeksi saluiran cerna meningkat.

Sebelum umur 4 tahun menghisap jempol adalah normal dan tidak berhubungan denan gangguan fungsi sosial dan perkembangan anak. Perilaku ini harus tidak dianggap penting dan tidak memerlukan perlakuaan khusus. Secara umum tidak ada yang perlu dilakukan sampai anak 4 tahun dan belum ada komplikasi yang timbul sebelum umur ini.

Ada beberapa hal yang dilakukan orangtua untuk mengaasi kebiasaan tersebut. Telusuri penyebabnya, seperti bagaimana cara anak beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Bila faktor pencetus emosional dan psikologis ditemukan maka terapi anak akan lebih mudah dilakukan.

Menguatkan anak. Tetapi harus dimulai dengan keikutsertaan anak, kerjasama, dan yang paling penting ketertarikan untuk menghentikan kebiasaan tsb. Orangtua diingatkan untuk tidak memberikan hukuman pada anak karena anak akan makin menolak untuk menghentikan kebiasaan ini. Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun maka mulai dilakukan intervensi dengan modifikasi perilaku dan beberapa cara yang positif.

Anda bisa mencoba memberikan sesuatu yang pahit pada jempolnya pada waktu pagi, malam dan waktu anak mulai menghisap jempol.

Buatlah catatan atau kalender yang menyatakan keberhasilan anak tidak menghisap jempol. Hal ini dapat menjadi pengingat bagi anda dan anak anda. Berikanlah hadiah atas segala capaiannya. Dapat berupa hadiah buku cerita, perilaku khusus, atau waktu berlibur. (padek 200708)

0 komentar: