Labels

Jumat, Februari 20, 2009

Perempuan Bertangan Kidal Berumur Lebih Pendek?

Suatu studi menunjukkan bahwa perempuan bertangan kidal memiliki resiko lebih besar untuk meninggal, terutama akibat terserang penyakit kanker dan cerebrovascular, suatu kerusakan pada pembuluh darah di otak dan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.

Meskipun itu dapat menjadi temuan yang menyimpang dimana peluang dan buktinya jauh dari kesimpulan. Banyak laporan telah menghubungkan kondisi kidal dengan bermacam gangguan pada umumnya yang mengakibatkan masa hidup menjadi yang lebih singkat, kata beberapa peneliti belanda dalam laporan mereka di jurnal epidemiology.

"Orang bertangan kidal dilaporkan tak memiliki wakil di kalangan kelompok orang berusia lanjut, kendati temuan semacam itu masih banyak diperdebatkan," tulis Dr. Made K. RAMADHANI dan rekannya dari University Medical Center Utrecht. Sebanyak 1 dalam 10 orang diperkirakan bertangan kidal.

Di antara 12.178 perempuan berusia menengah di Belanda yang diselidiki oleh para peneliti itu selama hampir 13 tahun, 252 orang meninggal.

Ketika perempuan bertangan kidal dibandingkan dengan perempuan lain dan datanya disesuaikan untuk mengetahui jumlah faktor yang berpotensi mengakibatkan kematian, perempuan bertangan kidal memiliki resiko 40% lebih tinggi untuk meninggal akibat penyebab apa saja, 70% lebih tinggi meninggal akibat kanker, dan 30% lebih tinggi meninggal akibat penyakit sistem peredarah darah.

Perempuran bertangan kidal juga menghadapi resiko dua kali lebih besar untuk meninggal akibat kanker payudara, resiko hampir lima kali lipat untuk meninggal akibat kanker colorectal, dan beresiko lebih dari tiga kali lipat untuk meninggal akibat cerebrovascular.

Mekanisme yang mempertegas tersebut tetap sukar untuk dipahami, meskipun faktor genetika dan lingkungna hidup mungkin terlibat, kata Ramadhani dan rekannya.

Kebanyakan penelitian mengenai orang bertangan kidal itu dan angka kematian telah dipicu oleh dugaan bahwa orang bertangan kidal tersebut disebabkan oleh penghinaan yang dialami sang ibu selama menjelang kelahiran, yang akhirnya mengarah kepada kematian dini.

Penulis suatu komentar, Dr. Olga Basso, yang bertangan kidal, sangat ragu, secara umum, mengenai penelitian yang berkaitan dengan penyakit dan kematian dengan kondisi bertangan kidal itu.

"Saya tidak sendirian dalam berpendapat bahwa literatur mengenai kondisi bertangan kidal dikumpulkan dari sejumlah penyakit, tak peduli penyakit yang diduga terlihat pada mereka yang bertangan kidal,” katanya.

"Setelah berhasil menghindari sejumlah gangguan", kata Basso. “Saya ragu bahwa kekidalan saya secara pradini menyeret saya menuju kuburan saya."

Basso bekerja di National Institute of Environmental Health Sciences, Research Triangle Park, north carolina. (www.kapanlagi.com)

0 komentar: