Pernahkah kita menyadari, sebagian perselisihan kebanyakan dimulai dari ketidakmampuan kita untuk tidak berkomentar. Kita hampir selalu mengomentari segala sesuatu, entah itu penting atau tidak. Teman mendapat nilai jelek atau bagus dikomentari. Pengendara lupa menghidupkan lampu sen saat hendak belok, dikomentari. Pokoknya apapunlah yang kita lihat, dengar dan rasakan sepertinya penting untuk dikomentari. Seolah-olah dunia ini tak bisa berjalan baik kalau tak di beri komentar. Saya sampai yakin, kalau di setiap kelas dipasang papan tulis khusus komentar, tak sampai satu jam pasti papan itu sudah penuh.
Sering komentar yang terlontar tak dipikir lebih dulu. Pokoknya apa kata yang terlompat di pikiran langsung dikeluarkan. Tak peduli apakah komentar kita dibutuhkan atau tidak, si pendengar bakal sakit hati atau tidak. Yang penting nafsu untuk mengomentari tercapai, hati puas. Bagaimana efeknya, lihat nantilah.
Sama seperti berpakaian, berkomentar pun harus ada tempatnya. Kita harus cerdas melihat, pada situasi apa saja perlu berkomentar. Kita pun mesti bisa menahan diri untuk tidak mengomentari hal-hal remeh yang mungkin saja menjengkelkan. Dalam menghadapi sesuatu kita mestilah jadi orang yang ceras situasi. Berpikir dulu sebelum bicara, menganalisa efek perkataan dulu sebelum berkata-kata.
Menurut AA’ Gym sikap diam seperti ini adalah sikap diam utama alias aktif. Yakni sikap diam yang berasal dari kemampuan menahan diri. Setidaknya ada lima manfaat yang kita dapat dengan diam aktif ini.
Pertama, menghemat masalah. Dengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah. Diam justru memberi maslahat kepada banyak orang.
Kedua, hemat dari dosa. Dengan diam aktif peluang tergelincir kata menipis. Kita terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan allah.
Ketiga, hati selalu terjaga dan tenang. Dengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabur, atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.
Keempat, lebih bijak dengan diam aktif berarti kita menjadi pendengar dan pemerhati yang baik. Pemahaman akan masalah menjadi lebih mendalam, sehingga bisa mengambil keputusan dengan lebih bijak dan arif.
Kelima, hikmah akan muncul. Orang yang diam aktif akan memiliki kalbu yang bercahaya. Dipikirannya akan muncul ide yang cemerlang serta hikmah.
Keenam, lebih berwibawa tanpa disadari. Sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
Jadi, sebelum mengomentari sesuatu, pikirkanlah, apakah saat itu komentar kita tepat, dibutuhkan, penting, atau bermanfaat. Jika tidak sama sekali, tahanlah lidahmu. Sebab mungkin saja, dengan diam kamu justru mendapat hikmah. (Maya Lestari GF)
0 komentar:
Posting Komentar